Jika aku menunggu mekarmu penuh Akankah harummu mampu kurengkuh Di sini --menanti, kuncupmu tumbuh Sembari cemas ini tak jua mau luruh
Di bawah semburat putihmu nan teduh Anganku mengembara mengkhayal jauh Sepucuk kata terkulum, akankah jatuh Di antara desah resah penuh kisruh
O mawar muda nan ayu bersahaja Dalam panas mentari, elokmu menebarkan makna Menepiskan duka, menghantarkan bahagia Menarik segenap alam tuk hening memuja
Bagai bidadari, kau mewujud dalam kembang Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang Meski badai bertiup, kau tetap tegak tak tumbang Ketegaranmu seakan mengapus ragu dan bimbang
Di penghujung musim berselimutkan mega, Bermain-main engkau dengan angin kelana Dan sang bayu terus saja nakal nekat menggoda Malu-malu memuji indahmu, angin berkata
Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik Semilirnya menitipkan embun sepercik Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik Padamu, mawar muda, O yang teramat cantik
Namun musim ini mesti segera berganti Mengikuti kemana bintang gemintang menunjuk tinggi Sang angin pergi, berjanji dalam diam tuk kembali Meski masa depan tak memberi jawaban pasti
Jauh di sini, aku terus menorehkan rindu Tentang sekuntum mawar di bawah langit biru Dan aku hanya bisa menerawang membisu Sebab waktu tak sedang berpihak padaku
Di suatu masa, saat aku kembali datang Masihkah kau di sana, di hamparan padang Tak terpetik, hidup bebas dengan riang Menghirup cucuran hujan bersama ilalang
Dan jikalau akhirnya takdir kemudian mengijinkan Kuundang kau ke tanahku di sebrang lautan Kugenggam benihmu, kubawa pulang dalam hembusan Kutanam, dan selamanya kurawat di tengah taman