TIDAK ada orangtua yang bisa lepas dari
kenakalan anak-anak. Hal ini dialami juga oleh seorang aktris cantik.
Beberapa bulan lalu, anaknya kepergok mencuri pakaian di sebuah counter
di salah satu mal kawasan Jakarta Selatan.
Ketika dikonfirmasi saat itu, artis tersebut mengatakan sangat kaget
dan tak mengetahui hal itu. Namun ia tetap membela permata hatinya
dengan mengatakan, “Aku pikir, itu awal bagian dari pertumbuhannya.
Nggak ada masalah, kok. Dia baru 10 tahun. Melakukan kesalahan itu
boleh saja, asal satu kali. Kalau berkali-kali, itu namanya bodoh.”
Namun, ketika ditanya apakah anaknya punya penyakit klepto (hobi
mencuri), dia enggan menjawab. “Nanti aku cek, ya. Aku belum bisa kasih
komentar lebih jauh. Terima kasih ya,” pungkasnya meninggalkan wartawan
ketika itu.
Menurut Yelia Dini Puspita, psikolog khusus anak dan remaja dari
Lembaga Psikologi Terapan UI dan Konsultan Psikologi, TKIF Al Fikri,
Depok, tindakan yang dilakukan anak-anak, seperti mencuri, klepto,
menyakiti temannya, belum termasuk dalam perilaku kriminal.
“Perilaku kriminal mengacu pada tingkah laku melanggar hukum yang
dilakukan oleh orang dewasa. Sedangkan tingkah laku yang dilakukan
diatas lebih pada pelanggar aturan yang dilakukan oleh anak atau
remaja. Istilah yang lebih tepat adalah masalah tingkah laku pada
anak-anak atau tingkah laku anti-sosial pada remaja,” jelas wanita
kelahiran Jakarta, 7 Juli 1977 ini.
Menurut Dini, masalah tingkah laku mengacu pada tampilnya tindakan
yang tidak sesuai dengan standar keluarga, sekolah, atau lingkungan
yang lebih luas. Sedangkan tingkah laku antisosial mengacu pada
tampilnya tingkah laku yang melanggar aturan sosial secara berulang
atau menetap.
Masalah tingkah laku, kata dia, dapat muncul pada tahap-tahap
perkembangan tertentu. Misalnya tingkah laku agresif yang umumnya
muncul ketika anak berusia empat tahun dan berkurang setelah anak lebih
terampil mengekspresikan isi pikiran atau perasaan secara verbal.
“Setidaknya anak pernah menampilkan masalah tingkah laku dalam
perkembangannya, seperti berkelahi, membolos sekolah, bahkan mencuri,”
ucap Magister Profesi Psikologi, kekhususan Klinis Anak ini.
Ibu satu putri ini juga mengungkapkan bahwa beberapa anak dengan
masalah tingkah laku tidak berkembang menjadi anti-sosial atau
kriminal. Masalah tingkah laku tersebut menjadi bagian dari
perkembangannya dan akan lewat dengan sendirinya.
“Namun jika tingkah laku yang ditampilkan terus berulang bahkan
menjadi suatu pola tingkah laku yang menetap, maka hal itu perlu
mendapatkan perhatian dan penanganan khusus,” tekannya.
PENYEBAB ANTI-SOSIAL
Penyebab tingkah laku anti-sosial yang dilakukan anak:
- Ada indikasi bahwa faktor bawaan dan temperamen berperan terhadap
munculnya tingkah laku tersebut, namun faktor ini tidak cukup kuat
untuk memicu tampilnya tingkah laku anti-sosial.
- Kerusakan atau disfungsi neurologis dapat memicu tampilnya tingkah
laku anti-sosial. Dalam hal ini terdapat hubungan yang signifikan
antara disfungsi neurologis dan kecenderungan untuk melakukan tindakan
anti-sosial, walau hubungan tersebut tidak secara langsung dan
spesifik, serta banyak tergantung pada interaksi antara anak dan
lingkungan tempat ia dibesarkan.
- Pandangan sosiologi menyatakan bahwa kondisi sosial merupakan
dasar dari tindakan anti-sosial, seperti kemiskinan dan lingkungan
tempat tinggal yang tidak adekuat (misalnya lingkungan dengan tingkat
kriminatlitas yang tinggi).
- Kondisi keluarga dan pola pengasuhan juga berperan pada tampilnya
tingkah laku anti-sosial. Pelaku tindakan anti-sosial biasanya berasal
dari keluarga yang tidak kohesif. Adanya tingkat kekerasan yang tinggi
dalam keluarga (baik antar orang tua maupun antara orang tua dengan
anak), atau penerapan disiplin yang tidak adekuat seperti pola disiplin
yang berubah-ubah dari sangat permisif hingga sangat keras.
PARAMETER
Apakah anak Anda Anti-Sosial? Ini parameternya:
- Apakah tindakan yang dilakukan hanya merupakan reaksi sesaat atau merupakan pola tingkah laku yang menetap?
- Seberapa serius tindakan tersebut bagi anak?
- Bagaimana pengaruh tindakan tersebut bagi orang lain?
- Apakah ada alasan yang jelas dibalik tingkah laku yang ditampilkan?
TREATMENT
Perlu bantuan profesional dan treatment jika anak menampilkan tindakan:
- Tindakan agresif terhadap orang lain atau binatang dalam intensitas yang tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang.
- Tindakan merusak milik orang lain (seperti membakar rumah, atau tindakan yang merugikan orang lain).
- Tindakan-tindakan pencurian (masuk ke rumah atau mobil orang lain
tanpa ijin yang dilakukan secara sengaja untuk mencuri, atau mencuri
barang orang lain di jalan yang menimbulkan korban).
- Terjadinya pelanggaran hukum secara serius
Source: http://www.untukku.com/artikel-untukku/agar-si-kecil-tak-jadi-%e2%80%99bandit%e2%80%99-untukku.html |